JAM

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 21 April 2012

vonis 4th 10bulan untuk om nazarudin

Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menjatuhkan vonis yang minimal untuk Muhammad Nazaruddin, terdakwa kasus suap wisma atlet SEA Games 2011.
"Tindakan menerima suap yang dilakukan Nazaruddin itu diancam hukuman minimal empat tahun dan maksimal 20 tahun. Tampaknya majelis hakim menggunakan logika minimal dengan membuat vonis empat tahun penjara," kata peneliti Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Oce Madril, Jumat (20/4/2012).
Seperti diberitakan, majelis hakim Pengadilan Tipikor di Jakarta, Jumat siang, menjatuhkan vonis hukuman pidana empat tahun dan 10 bulan penjara serta denda Rp 200 juta atau kurungan empat bulan terhadap Muhammad Nazaruddin. Mantan anggota DPR itu terbukti menerima suap dari PT Duta Graha Indah (DGI) dalam proyek wisma atlet SEA Games 2011.
Menurut Oce, hukuman empat tahun penjara itu merupakan hukuman rata-rata yang sering dijatuhkan kepada koruptor di Indonesia. Memang, ada beberapa koruptor yang divonis hukuman selama lima sampai 10 tahun. Namun, jumlahnya sedikit.
"Dari sisi tradisi Pengadilan Tipikor, vonis empat tahun itu termasuk rata-rata. Dari sisi tuntutan jaksa penuntut umum yang menuntut hukuman tujuh tahun penjara, itu jauh lebih ringan," ungkapnya.
Meski vonis kali ini terbilang ringan, Nazaruddin mungkin akan merima beberapa hukuman tambahan dari keterlibatannya dalam sejumlah kasus korupsi lain. Sebut saja, antara lain, dugaan korupsi dalam proyek pembangunan sarana olahraga di Hambalang, Bogor, atau kasus pencucian uang dengan pembelian saham PT Garuda Indonesia.
"Jika dia terbukti bersalah untuk kasus-kasus lain itu, akan ada akumulasi pidana yang lebih tinggi untuk Nazaruddin," ujarnya.

Sabtu, 28 Januari 2012

Lalin Macet, Masyarakat Kembali "Wisata" ke Tugu Tani

Seminggu pascakecelakaan maut di Jalan Ridwas Rais, Jakarta Pusat, membuat masyarakat kembali memadati halte Tugu Tani. Akibatnya, arus lalu lintas mengalami kemacetan.

Berdasarkan pantauan di lapangan, terlihat warga mulai memadati halte dan jalan-jalan sambil kembali membicarakan kejadian maut tersebut.

Begitupula dengan kendaraan yang akan melintas berjalan pelan sambil membuka kaca untuk sekadar menoleh lokasi tersebut. Aparat Kepolisian nampak berjaga dan sibuk untuk mengatur arus lalu lintas yang mulai mengalami kepadatan.

Teguh, salah seorang warga, mengatakan kedatangannya ke halte Tugu Tani hanya untuk melihat lokasi kejadian. Bahkan dirinya masih bingung melihat pembatas jalan yang hancur akibat kejadian tersebut.

"Saya hanya lihat-lihat saja, kok bisa ya pembatas ini sampai hancur," tanyanya dengan heran saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu (29/1/2012).

Sementara itu salah satu petugas Kepolisian yang enggan disebutkan namanya mengatakan hanya mengatur arus lalu lintas dan membantah jika akan dilakukan rekonstruksi.

"Hanya mengatur lalu lintas. Tidak ada rekonstruksi," ucapnya.

Petaka Tugu Tani Terjadi Sekejap Mata

Hanya dalam hitungan detik, keriangan itu berubah petaka. Kedua belas pejalan kaki tersambar mobil di halte bus Tugu Tani, Gambir, Jakarta Pusat, Ahad (21/1) siang silam. Keadaan begitu pilu, mengerikan, tubuh-tubuh bersimbah darah bergelimpangan, delapan orang bahkan meregang nyawa di sana. Seorang korban lainnya akhirnya juga mengembuskan napas terakhir.

Tak pernah ada yang menyangka kepergian mereka melepas penat beban hidup sejenak di kawasan silang Monumen Nasional atau Monas, jadi kepergian selamanya. Teguh Hadi Purnomo, satu di antara korban selamat menuturkan kejadian tragis tersebut.

Sempat pingsan, Teguh tak ingat lagi luka-lukanya. Dengan kekuatan tenaga yang tersisa, ia mengguncang sang anak, Yusuf, agar tetap hidup. Namun, manusia berusaha, Allah yang menentukan.

Usai sudah liburan si kecil Yusuf dan tiga kerabat dari sang sopir bajaj ke Monas. Mereka pun akhirnya pulang kampung ke Jepara, Jawa Tengah, namun tak lagi bernyawa.

Air mata belum mengering, keluarga korban pun berupaya melepas ikhlas kepergian mereka yang terkasih. Termasuk Ujay, empat sekawan pencinta futsal yang turut tewas. Seperti sudah firasat akan pergi selamanya, status Facebook ujay berpamitan menyiratkannya.

Santunan Jasa Raharja senilai Rp 25 juta memang tak pernah bisa mengganti nyawa-nyawa yang terenggut. Firmansyah tak sempat menimang sang jabang bayi, meninggalkan istri yang tengah hamil tujuh bulan.

Pun demikian Mulyadi yang harus rela melepas Buchari atau Ari pergi selamanya dalam duka mendalam. Dan, kepedihan itu turut dirasakan warga lainnya.

Ternyata, sempat-sempatnya sang pengemudi maut Afriyani Susanti mengunci mobil ringseknya usai menghantam dua belas pejalan kaki. Ia terlihat datar saja. Wajahnya tersirat gelisah, namun bukan karena sedih usai menjagal sembilan nyawa. Kegeraman banyak pihak tak pelak muncul disertai tanda tanya. Kok bisa tak merasa bersalah?

Tabir mulai terkuak. Foto pesta minuman keras dan narkotik Afriyani terunggah di dunia maya. Bahkan, bermunculan plesetan celoteh dan pesan bagi sang pengemudi maut. Mulai dari akun Twitter bernada galak, pesan berantai permintaan mengebut di DPR, hingga anekdot disamakan dengan Gayus Tambunan menyamar versi terbaru.

Petaka ini seolah menyengat publik. Terlebih, soal fenomena narkoba bagai puncak gunung di lautan, masih sedikit yang tersingkap. Modus terbaru terus bermunculan, terakhir via lautan lepas narkoba diselundupkan. Setahun terakhir, pil ekstasi yang disita naik 110 persen.

Tekanan sosial lingkungan, terjebak pusaran gaya hidup salah arah, bisa jadi faktor kuat seseorang terjerat narkoba. Dikabarkan pula, Afriyani sedang mencari jodoh, terlacak di laman indonesiancupid.com. Rasa kepercayaan diri dan eksistensi saat mengonsumsi narkoba bagai pil mujarab pengobat beban hidup. Ironis, rasa ini jelas semu semata, bahkan justru berbuah petaka.(ANS)

Halte Tugu Tani Itu Kini Jadi Simbol Perlawanan Narkoba

JAKARTA- Kecelakaan maut yang menewaskan 9 orang di Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, nampaknya menjadi catatan tersendiri bagi masyarakat untuk tidak menggunakan narkoba.

Berdasarkan pantauan okezone, Minggu (29/1/2012), di halte yang kini kembali dipadati masyarakat terlihat berbeda dari hari sebelumnya.

Di halte tersebut terpampang spanduk dari salah satu ormas Forum Pemuda Betawi yang bertuliskan "Peringatan Tragedi Maut di Tugu Tani, Doa Bersama untuk Korban dan Mengutuk Keras Penggunaan Narkoba".

Selain itu, halte Tugu Tani juga dihiasi dengan warga bunga kuning sebagai tanda berduka dan juga sebagai makna dari peringatan akan bahaya penggunaan narkoba.

Sebelumnya, seminggu pascakecelakaan maut di Jalan Ridwas Rais, Jakarta Pusat, membuat masyarakat kembali memadati halte Tugu Tani. Akibatnya, arus lalu lintas mengalami kemacetan.

Tidak hanya itu saja, di lokasi ini kabarnya akan digelar rekonstruksi atas kejadian tersebut. Namun sejumlah aparat Kepolisian yang berjaga dan mengatur arus lalu lintas membantah kabar tersebut. Sementara itu direncanakan warga dan keluarga korban akan menggelar tahlilan massal pada sore hari nanti di lokasi kejadian.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites